Senin, 11 Februari 2008

Problem

Problematika Dani Ahmad Dengan Maia
Oleh AGUS SULTHONIE

Kabar tentang rumah tangga Dani Ahmad dengan Maia seakan tidak ada hentinya. Hampir setiap media massa, cetak atau elektronik, tidak bosan untuk terus menerus memblow-up perseteruan mereka berdua.

Sebagai urusan pribadi mereka, mestinya tidak sampai terpublikasi luas. Akan tetapi karena mereka artis, mau tidak mau, akhirnya terpublikasikan juga.

Saya termasuk suka dengan karya-karya mereka berdua, kalau tidak mau disebut sebagai pengagum. Dari sosok seorang Dani Ahmad bisa melahirkan karya-karya besar dlm bidang-nya. Yang ini menurut saya sebuah prestasi yang luarbiasa bagi seorang seusia Dani. Dan saya cinta terhadap produk bangsa sendiri. Oleh karenanya produktifitas Dani Ahmad merupakan hal yang juga saya cintai sebagai produk anak bangsa. Dan saya pasti akan selalu mendukung produk-produk budaya yang lahir dari kreatifitas kita sendiri.

Tapi, itulah manusia. Dani Ahmad dan Maia adalah manusia juga. Segalanya tidak selalu sempurna. Saat ini rumah tangga Dani Ahmad dgn Maia sedang menghadapi prahara besar, kalau tidak mau disebut diujung tanduk. Dari hal yang tadinya saya tidak tau, menjadi tau tentang problematika mereka berdua.

Sebelumnya saya mohon maaf, jika dianggap turut campur pada persoalan ini. Saya hanya mencoba usul atau sumbang saran saja, tentu yang namanya usul itu bukan suatu yang harus dilakukan, hanya sebagai pertimbangan saja.

Sudah pasti yang namanya rumah tangga akan muncul persoalan, kecil atau besar itu relatif. Yang jelas ini merupakan dinamika dalam rumah tangga. Jangankan kita sebagai manusia biasa, wong Rasulullah SAW saja pernah ada persoalan dlm rumah tangganya kok. Akan tetapi lagi-lagi problematika itu biasanya runyam pada tingkat penyelesaiannya. Jika ini terjadi tentu saja ini bukan penyelesaian yang baik. Dan penyelesaian yang baik itu berorientasi pada win-win solution. Saling menguntungkan dan tidak ada yang dirugikan.

Tentang draft persyaratan Maia, saya fikir itu mengindikasikan bahwa Maia masih care -- alias masih cinta -- pada Dani Ahmad sebagai suaminya. Memang draft persyaratan dari Maia ini menyangkut pada rejeki dan nasib orang lain atau pihak ketiga. Sehingga perlu ada pertimbangan matang untuk draft yang ini. Karena dalam perspektif keberagamaan kita - Islam -, memutus rejeki orang bukan sikap yang baik, sebab berakibat pada terputusnya silatur rahim. Artinya, jangan sampai menyelesaikan persoalan dengan menciptakan persoalan baru. Tentu tidak akan pernah selesai, karena akan menciptakan dendam-dendam lainnya.

Sementara untuk Dani Ahmad, saya fikir dia faham apa yg dilakukan istrinya ini. Dengan kata lain, mungkin harus ada sikap-sikap tertentu Dani yang harus dirubah dan diperbaiki. Saya tidak meragukan profesionalisme Dani Ahmad. Akan tetapi dalam rumah tangga tidak hanya sekedar butuh profesionalisme, tapi juga sebuah pengertian yang peka dan mendalam. Tidak bisa kaku. Wong ini interaksi dan komunikasi dengan istri kok, bukan mesin. Kalau segalanya hitam-putih, ya itu tadi, ga ada ujungnya. Rasulullah SAW adalah Pemimpin Pemerintahan, Pemimpin Perang, juga sekaligus Pemimpin Rumah Tangga. Jika Bung Dani adalah seniman besar, tentu akan paham bahwa memimpin rumah tangga pun ada seninya juga.

Maaf sekali lagi, saya hanya urun rembuk. Lagi-lagi semuanya ini diserahkan pada keputusan mereka berdua. Saya menulis ini karena saya peduli pada mereka. Peduli pada potensi mereka berdua. Peduli pada karya-karya mereka. Tidak ada maksud lain. Wallahu a`lam.

 

© 2007 SUNANGUNUNGDJATI: Problem