Rabu, 04 Februari 2009

Waria

Waria Berjilbab?
Oleh KLIK

Sore ini, dalam perjalanan ke jalaprang dari sancang, di perempatan supratman-katamso ada kejadian yang unik, setidaknya menurutku. seorang waria membawa kecrik bernyanyi, entah lagu apa, mengamen di pintu angkutan kota.

dulu pernah, ketika di perempatan riau-merdeka, aku dipaksa waria yang ngamen untuk mensedekahkan sedikit uang kepadanya. entah takut, malu, segan atau memang takut, aku merogoh saku dan memberinya uang. entah berapa. tak sempat ku hitung, melirik berapa uang dalam kepalan saja ku tak berani. secepat kilat kuambil dan kumasukkan dalam gelas air kemasan yang kosong itu.

dan mungkin itu fenomena yang menyeruak di ibukota priangan ini. hampir di setiap perempatan, selalu ada waria yang bergabung dengan pengamen jalanan lainnya. jadi, para pengamat masalah sosial, sosiolog, dll mesti meneliti lebih jauh tentang hal ini. kehadiran waria di perempatan jalan merupakan fenomena tersendiri. dan penyelesaiannya, jika itu memang dianggap sebuah masalah, mesti memakai kaca mata mereka pula. tidak bisa kita memaksakan untuk melihat fenomena ini dengan kacamata lelaki atau perempuan.

yang menarik lagi buatku adalah. sore ini waria di pertigaan supratman-katamso itu berjilbab. setidaknya ada beberapa fenomena menarik mengenai ini. pertama, mungkin ia merasa bukan lelaki dan juga bukan waria. ia menganggap dirinya adalah perempuan. karena ia memakai kerudung. sebab, yang memakai kerudung adalah perempuan. Tuhan pun mewajibkan menutup seluruh tubuh hanya kepada perempuan. setidaknya ia telah merasa menjadi perempuan.

aku semakin bingung, apakah waria itu perpindahan seks dari lelaki menjadi perempuan. atau kah waria itu memang jenis kelamin sendiri. ia tidak merasa lelaki dan juga tidak merasa perempuan. sebab, ada juga yang menyebut mereka transeksual.

kedua, sang waria itu memang merasa dirinya waria. bukan lelaki bukan perempuan. sebab, mengapa ia memakai jilbab, menunjukkan bahwa walau ia waria tetapi ia islam. dan sebagai muslim ia menutup seluruh tubuhnya dengan kerudung. mungkin jika dalam dunia yang dibelah dengan dua kelamin pria dan wanita, ia adalah waria perempuannya. karena mungkin saja, ada waria yang lebih merasa dirinya adalah lelaki. sehingga mesti memakai kopiah, misalnya.

yang pasti mereka merasa ada di dunianya sendiri. sehingga, dunia mereka tidak bisa disamakan dengan dunia kita yang serba status quo ini. sehingga tidak bisa menerima kehadiran mereka yang berbeda.

mungkin juga fenomena waria berjilbab juga karena sekarang ini sedang gencar-gencarnya kasus pembunuh berantai yang berasal dari kaum homoseksual. padahal, kaum homo itu tidak bisa disalahkan dan digeneralisir mereka itu berbahaya dan wajib dibunuh. itu sama saja dengan logika amerika menyerang irak. tetapi, ini bukan berarti saya setuju dengan tindakan seks sejenis ini.

dalam sistem kepercayaan (agama) samawi menunjukkan semua Tuhannya membenci kaumnya yang berorientasi seksual sejenis. bahkan di Islam diceritakan, umat luth dijungkirbalikkan sekaligus dengan bumi yang mereka injak aikbat orientasi seksual yang bisa menghancurkan masa depan kelestarian umat manusia ini.

wallahu'alam

 

© 2007 SUNANGUNUNGDJATI: Waria